Kamis, 28 Januari 2010

MENYONTEK MENJADI SALAH SATU BENTUK KECURANGAN KECILYANG MENJADI AKAR PERMASALAHAN BANGSA INDONESIA




“Tidak Ada Manusia Yang Terlahir Sempurna “,ungkapan inilah yang tertulis dalam salah satu lirik lagu “Pantang Menyerah” oleh d’massiv band. Dalam lirik tersebut, sang penulis lirik mengisyaratkan bahwa setiap manusia harus selalu bersyukur atas segala sesuatu yang dimilikinya, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, hal ini mengingatkanku dengan masa laluku dan menyontek,.
Saat ini, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak mengenal menyontek, kecuali bayi yang baru dilahirkan. Apabila mendengar kata “Menyontek”, kata yang terlintas dalam benakku adalah “Ketidakjujuran”. sebelum lebih jauh melangkah mari bersama kita tela’ah apa sich menyontek itu???, bahkan orang yang maniak menyontek pun belum tentu mengerti arti menyontek, dari perjalanan hidupku
Dalam cerita hidupku, aku telah menngenal perbuatan menyontek sejak kelas 4 SD, pada awalnya, sebagaimana anak lugu lainnya, akupun bertanya-tanya, “apa sicch menyontek itu?mengapa menyontek dakukan? Dan lain sebagainya. Apabila dilihat rasanya menyenangkan. hingga saat ini, menyontek digemari dengan alasan keterpaksaan,merasa kesulitan menjawab pertanyaan baik tugas ataupun ulangan pun memanfaatkan menyontek sebagai solusi mengurangi kesulitan yang dialami.

Setelah 2 tahun berlalu, tepatnya pada saat Ujian akhir (EBTANAS), setiap anak selalu bermimpi mendapatkan nilai tertinggi untuk menjadi yang terbaik dan mendapat juara kelas, lulus dengan nilai terbaik dan bersekolah, di sekolah favorit. disinilah kesalahan penanaman nilai2 pendidikan yg luhur...bahwa kesuksesan dan keberhasilan hanya dapat dliat dari tinggi nilainy,kuatnya menghapal ilmu..tanpa menekankan proses pencapainnya..akhirnya terjadilah perbuatan mencontek sebagai salah cara memenuhi tuntutan untuk mendapatkn nilai yg terbaik...

orientasi penulis berbeda, ada satu hal yang mengubah persepsiku terhadap perbuatan menyontek. begini critanya
ketika EBTANAS berlangsung, dan untuk mencapai mimpiku, aku berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan ujian demi ujian tanpa menyontek tapi di tengah suatu ujian ada teman yang berusaha berbicara denganku untuk meminta jawaban ujian tersebut.., aku pun dengan lugunya memberi jawaban kepadanya. Kondisi tegangpun mulai berganti dengan penantian pengumuman nilai pasca ebtanas. Penantianpun berakhir pada detik – detik menjelang hari pengumuman nilai EBTANAS. Hari pengumuman pun tiba, Apakah yang terjadi…??, Nilai EBTANASku tepat berada dibawah nilai teman yang menyontek kepadaku saat itu. Sebagai seorang yang lugu, aku pun merasa tidak puas dengan hasilku yang hanya 38,90 dari 6 pelajaran yang diujikan dan menempatkan posisiku dibawah rata – rata di sekolahku.

Wujud ketidakpuasanku tumpak dalam tangisan kekecewaan, ketidakadilan, dan kemarahan. Entah mengapa semua itu terjadi.
Seiring berjalannya waktu, Akhirnya luapan amarahku pun memudar didekapan ibuku. Berbagai pesan bijakpun keluar satu per satu dari tuturnya untuk menguatkan aku dalam menjalani hidup.
Pesan itu antara lain :
1. kejujuran adalah hal terpenting yang harus kamu jaga kapanpun & dimanapun kamu berada
2. kerjakanlah pekerjaanmu sebaik mungkin yang kamu bisa tanpa harus memaksakan diri kamu harus menjadi seperti orang lain di atas langit
3. nilai bukanlah segala – galanya dalam hidupmu, maka janganlah kamu terpengaruh untuk menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai yang baik
Di akhir kata – kata indahnya, ibupun berkata “Ibu menerimamu apa adanya nak, ibu tidak memaksakan sesuatu apapun untuk kamu ikuti, kamu bebas menetukan kehidupan yang kamu inginkan, dengan syarat bahwa setiap keputusan dalam hidup selalu memiliki konsekwensi. Jadi ketika kamu yakin menjalani hidup seperti yang kamu inginkan maka kamu juga harus siap dengan konsekwensi yang akan terjadi”.
Panjang juga ya, tapi itulah yang menjadi bekal hidupku selama 10 tahun ini. Tidak ada pencapaian yang istimewa , yang didapat tanpa kerja keras.
, Menurut pemahaman penulis, Menyontek berasal dari kata Contek atau Tiru, duplikat. Secara lebih luas menyontek adalah suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang yang berusaha menirukan atau mengambil suatu hasil kerja orang lain baik dengan seijin ataupun tanpa ijin pemiliknya untuk kepentingan pribadi kelompok ybs.
Terdapat beberapa alasan seseorang menyontek antara lain :
1. Untuk menjadi yang terbaik
2. Untuk memanfaatkan kelemahan system
3. Untuk menjaga harga diri

Andai kata setiap seorang mampu memahami alasan setiap perbuatan dan perilaku mereka, indonesia saat ini telah menjadi bangsa yang berderajat tinggi, unggul, berwibawa dan berbudi luhur. Sayangnya, kenyataannya berbeda 180o, orang semakin terpesona dengan kekayaan, jabatan, prestasi, hingga pengakuan. Sebenarnya apabila dicerna dengan cermat,semua hal yang diinginkan tersebut, tidak selamanya akan mereka miliki....

MENYONTEK ADALAH TINDAKAN KECURANGAN KECIL YANG TELAH BERABAD MENJADI MASA LALU HIDUP PARA KORUPTOR...AKANKAH ANDA MENJADI SALAH SATUNYA

2 komentar:

  1. Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Keep sharing...

    BalasHapus
  2. iya...semoga bisa tetep bertukar pikiran...
    yang positif..terkait akuntansi dan lingkungannya

    BalasHapus